Pilihan Hardi



Pilihan Hardi
Oleh: Elwin FL Tobing

            Gerimis turun pagi itu. Semakin melucuti niat Hardi yang sudah kehilangan mood untuk pergi bekerja. Tempias rintik menerpa wajahnya. Hardi yang sedang berdiri di pintu rumah bedeng sempit yang dia tempati bersama istri dan tiga anaknya, undur sambil menepis rambut. Gerimis kian deras menggenangi pinggiran kota Tangerang. Gang sempit di depan rumahnya kembali basah. Bau busuk meruap dari genangan kotor tempat pembuangan sampah di ujung gang.  
            “Ayo, Bang Hardi. Bareng,” ajak Urip yang menghuni bedeng sebelah. Dia siap menuju pabrik dengan potongan kardus untuk tudung kepala. Mereka harus berjalan keluar gang sejauh dua puluh meter untuk mencapai halte. Dari halte, banyak angkot yang akan mengangkut mereka ke pabrik garmen, tempat mereka mengais rejeki.
            “Duluan saja, Mas. Masih ada yang ditunggu,” alasan Hardi setengah hati. Setelah Urip pergi, Hardi kembali masuk rumah. Dia semakin kehilangan minat untuk bekerja.
            “Kok belum berangkat, Bang?” tegur Duma. Istrinya yang terlihat kurus itu menunjukkan wajah jengkel. Tangannya sedikit menyentak ketika membenarkan posisi kepala balitanya yang miring dalam kain gendongan.
            Hardi hanya sekilas melirik pada istrinya yang gusar menanti jawab. Dengan lesu Hardi melorotkan tubuh ke lantai. Dingding tripek berderit ketika harus menahan punggung Hardi.
            “Abang mau bolos lagi? Mau makan apa kita, Bang? Bunuh saja kami dari pada harus sengsara menanggung lapar saban hari. Sudah perusahaan bermasalah, Abang malas-malasan pula kerja. Mau dipecat? Terus kalau dipecat, kita mau kemana? Bunuh diri sama-sama?” omel Duma dengan suara serak. Nada pilu ikut mengalir bersama rentetan kata yang meluncur dari bibirnya yang kering. Lagi-lagi Hardi hanya menoleh sekilas. Setelah itu dia kembali menatap ke arah lain. Matanya menerawang, tampak sarat dengan aneka pertimbangan yang membingungkan.
            Lima belas tahun sudah Hardi bekerja di pabrik garmen itu. Satu-satunya pekerjaan yang digelutinya sejak dia menginjak kota Jakarta selepas SMA.
Ketika masih lajang hingga tujuh tahun lalu, gaji bulanannya lumayan memanjakan. Dia bisa pergi bersama teman untuk menyegarkan mata ke tempat-tempat yang indah. Pantai Ancol, Taman Mini, Kebun binatang Ragunan hingga ke Pelabuhan Ratu. Sekali waktu dia diajak teman satu kerja yang mudik ke Sukabumi, Yogyakarta, Sumenep. Bahkan ke Bali ikut Wayan cuti. Ketika itu perusahaan garmen tempat kerjanya sedang banjir order. Hardi dan teman-temannya sering lembur. Tambahan gaji pun kian subur. Saat ada waktu libur, Hardi bisa lebih royal memanjakan diri dan memuaskan hasrat hati.
            Tujuh tahun lalu dia menikahi Duma, teman satu kerjanya. Peraturan managemen yang tidak memperbolehkan suami istri berada dalam satu perusahaan, memaksa Duma mengundurkan diri. Sejak itu, Hardi merasa gajinya harus diirit. Terlebih setelah anak-anak mereka lahir. Sering gajinya bertahan hanya sampai pertengahan bulan. Utang mulai tercipta. Tanggal gajian menjadi hari yang paling memusingkan. Hardi dan istrinya lemas untuk membagi uang yang tidak seberapa.
            Nekat, Hardi mengikuti liukan teman yang nakal. Barang perusahaan lewat satu-persatu. Dijual pada penadah yang bertransaksi di tempat-tempat rahasia. Hardi selalu bekerja sendiri. Dia tidak pernah melibatkan diri pada orang lain. Hardi tidak percaya pada teman bagaimanapun dekatnya mereka berhubungan. Bagi Hardi, lebih aman bekerja sendiri. Kalaupun tertangkap ya resiko ditanggung sendiri. Lagi pula, lebih baik terungkap (kalau memang akan terungkap) oleh diri sendiri dari pada akibat kecerobohan teman.
            Sejak aktif berbisnis ilegal tanpa setahu istri, hutang Hardi mulai tercicil. Teman-teman kerja sesama ‘pemain’ juga tidak ada yang tahu tangan panjang Hardi yang diam-diam rajin menggerogoti.
            Si tupai yang pandai melompat suatu kali terjatuh juga. Tupai itu karyawan bagian tehnisi, bukan Hardi. Mereka tiga orang, tertangkap tangan sedang menjual solar yang rutin didatangkan untuk kebutuhan genset. Dalam interogasi polisi mereka mengaku telah setahun lebih menjalankan kecurangan itu. Hardi yang sudah lemas digerogoti ketakutan, beruntung tak ikut diciduk. Dia lolos karena ketiga tersangka yang sudah dicecar pertanyaan gencar tak menyebutkan keterlibatannya. Hardi pemain tunggal. Dan sangat hati-hati dalam menjalankan operasi.
            Sejak itu, pengamanan pabrik diperketat. Sebab hasil interogasi pada ketiga tehnisi itu ternyata menyeret lagi sebelas karyawan lain. Termasuk dua orang supervisor dan tiga petugas satpam. Mereka semua diserahkan ke polisi. Juga kehilangan pekerjaan tanpa pesangon. Para satpam yang tersisa digenjot agar lebih serius menjalankan tugas. Check body diberlakukan pada semua jenjang. Dari mulai buruh kontrak hingga manager. Saat mau masuk kerja dan sebelum meninggalkan tempat tugas.
            Gerak Hardi jadi sempit. Satpam yang rajin berkeliling, mematai semua tempat dengan tatapan dingin. Mereka tak pernah lagi mau bercanda dengan karyawan lain. Tuntutan keras pihak managemen yang tidak menginginkan kejadian serupa terulang kembali memaksa para satpam menjaga jarak dengan kawan terakrab dalam lingkungan pabrik. Padahal kedekatan dengan petugas yang membuat Hardi gampang meloloskan hasil curiannya selama ini. Dengan memanfaatkan keseniorannya di lingkungan pabrik, para satpam, terutama yang masih baru diangkat, segan pada Hardi. Hardi sering keluar masuk tanpa melapor pada satpam yang bertugas. Tapi sekarang, semua satpam, yang baru apalagi yang sudah lama, kompak memasang wajah tak terjangkau.
            Kesialan berlanjut. Krisis tiba-tiba menghantam keras. Order berkurang drastis, hingga pihak managemen melepaskan semua karyawan kontrak. Hardi dan karyawan lain yang berstatus karyawan tetap diinstruksikan untuk mengurangi jam kerja. Dalam seminggu, mereka hanya kerja selama tiga hari. Empat hari lagi mereka diharuskan libur. Upah mereka dipotong hingga setengah dari jumlah total. Karyawan, terutama yang sudah berkeluarga dan punya anak seperti Hardi menjerit. Protes. Demo. Tanggapan yang diberikan perusahaan lebih keras. Para pentolan aksi segera disingkirkan. Hardi berkelit sekuat tenaga. Kukuh menyangkal keterlibatannya. Keberuntungan masih bersamanya. Dia lolos dari tuduhan makar.
            Tapi situasi pabrik sudah tak lagi kondusif. Suasana kerja diwarnai rasa was-was dan ketegangan. Saling curiga merebak. Emosi gampang meledak. Terlebih upah yang diterima hanya numpang lewat, untuk seterusnya parkir di warung dan tangan tetangga yang memberi utangan. Betapa membuat seluruh karyawan meradang diam-diam. Di belakang, mereka terus menumpahkan caci-maki pada para petinggi pabrik. Mendenguskan ancaman pada bagian personalia yang mengincar beberapa dari mereka yang di cap bandel, untuk disingkirkan. Banyak karyawan yang mencoba peruntungan ke pabrik lain. Satu dua orang diterima. Entahlah ditempat itu akankah nasib mereka lebih bermutu. Hardi juga mencoba. Tapi berkas lamarannya ditutup setelah melihat tahun lahirnya. Hardi sudah ketuaan.
            Sebulan yang lalu seorang kenalan baru mengajak Hardi agar ikut ‘kerjaan’ baru. Tapi detail kerja yang ditawarkan membuat Hardi keringatan. Dia mengukur nyali. Sebab resiko yang bakal dihadapi bisa berakibat kematian. Kalau tidak oleh amuk massa, mungkin akibat terjangan peluru petugas.
            “Alah..! Kerja di pabrik juga bisa mati. Minimal cacat karena tangan atau bagian tubuh yang lain terbabat mesin.” ucap si kenalan baru menertawakan kecemasan Hardi.
            “Beri aku waktu berpikir…” pinta Hardi berusaha mengecambahkan keberanian. Si teman baru mengangguk. Senyumnya lepas mengirimkan pesan kalau tak ada yang perlu dikhawatirkan.
            Dua hari yang lalu, Hardi berhasil meredam gundah dan memaksa semua kengerian menyingkir dari pikiran. Anak istrinya perlu makan. Dia akan menempuh resiko itu. Langkah Hardi lalu mengarah ke tempat mangkal si teman baru.
            Ketika matanya sibur beredar mencari-cari, kehebohan mengguncang di sekitarnya. Seorang dikejar-kejar oleh banyak orang kalap. Teriakan “copet” pecah berulang-ulang. Ketika si copet tertangkap, seketika tubuhnya berlipat goyah menerima hantaman kepalan dari segala jurusan. Batu dan potongan kayu ikut dihempaskan pada sosoknya yang sudah rebah dan dibercaki darah di sekujur kepala. Hardi menahan langkah. Darahnya dingin. Mata berkunang dan jari jemarinya gemetaran hebat. Seketika nyali yang dihimpun dalam hati, buyar tanpa sisa. Dengan langkah sempoyongan Hardi berbalik langkah.
            “Cara seperti itu terlalu kasar. Ada yang lebih aman, tapi hasilnya lumayan,” kata Syahril, teman satu pabrik, setelah mendengar cerita ngeri yang dituturkan Hardi. Hardi dan Syahril beda bagian. Mereka mulai akrab saat-saat demo beberapa waktu yang lalu. Sikap Syahril yang tidak begitu stres dengan kondisi pabrik yang payah menimbulkan tanya di hati Hardi. Dari beberapa perbincangan, Hardi bisa menduga kalau Syahril punya usaha sampingan.
            “Maksumu?” Hardi begitu antusias mengikuti arah pembicaraan. Syahril tersenyum misterius. Dia merogoh dompet. Dari dalam dompet kumal itu dia mengeluarkan sebuah plastik bening. Isinya beberapa pil.
            “Jual narkoba?” tebak Hardi dengan dada terguncang. Antara gairah dan kekhawatiran bergumul hebat.
            “Aku kerja di pabrik ini cuma formalitas saja. Gaji dari pabrik tak ada apa-apanya dibanding keuntungan bisnis ini. Dan semakin lama peminat barang beginian semakin banyak. Kita tidak usah takut kekurangan pasar seperti produk garmen,” Syahril mencibir  ke arah bangunan pabrik.
            Tapi sejak pembicaraan terakhir mereka, Syahril menghilang. Ada yang bilang dia sakit. Yang lain berkata dia cuti pulang kampung. Desas-desus lain menghembuskan kabar Syahril berada di kantor polisi. Hardi frustrasi. Semangatnya habis. Bahkan untuk sekedar melangkahkan kaki ke pabrik dia sudah jijik. Pabrik hanya tahu mengekploitasi tenaganya selama belasan tahun tanpa imbalan yang memadai.
            “Kita pulang kampung,” cetus Hardi spontan ketika Duma melintas di depannya. Entah tidak mendengar atau masih memendam kesal, Duma berlalu tanpa menanggapi. Tapi wajah Hardi terlihat lebih ringan. Solusi yang timbul tiba-tiba di pikirannya seperti pintu yang tiba-tiba terbuka ketika pikirannya dihadang dinding kukuh persoalan hidup. Pulang kampung… ya, seingat Hardi hidup di kampung tidak serumit di kota. Dari pada lebih lama hidup di kota besar dengan hati tak pernah tenang. Lebih baik bertani dan beternak di desa. Hari-hari yang akan dilalui mungkin tidak serumit sekarang. Mudah-mudahan.
Sitarealaman, Mei 2009



             


           
           

Bersiap-siap Menghadapi Perang Dunia III, Sasarannya Iran

Bersiap-siap Menghadapi Perang Dunia III, Sasarannya Iran



Oleh: Michel Chossudovsky

Kemanusiaan berada di persimpangan jalan yang berbahaya. Persiapan perang untuk menyerang Iran berada dalam "keadaan siap-siaga". Sistem Hi-tech termasuk senjata berhulu ledak nuklir dikerahkan sepenuhnya.

Petualangan militer ini telah digambarkan Pentagon sejak pertengahan tahun 1990-an. Menurut dokumen rahasia 1995 Komando Sentral Amerika Serikat, pertama Irak, berikutnya Iran.

Eskalasi merupakan bagian daripada agenda militer. Sementara Iran adalah target berikutnya bersama-sama dengan Suriah dan Lebanon, penyebaran militer strategis ini juga mengancam Korea Utara, Cina dan Rusia.

Sejak tahun 2005, Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk mitra Amerika, NATO dan Israel, telah terlibat dalam penyebaran luas dan penimbunan sistem senjata mutakhir. Sistem pertahanan udara Amerika Serikat dan negara-negara anggota NATO serta Israel sepenuhnya terintegrasi.

Ini merupakan sebuah upaya terkoordinasi Pentagon, NATO, Israel Defense Force (IDF), dengan keterlibatan militer aktif dari beberapa negara mitra non-NATO termasuk negara-negara Arab garis depan (members of NATO's Mediterranean Dialogue and the Istanbul Cooperation Initiative), antara lain Arab Saudi, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Singapura, Australia, (NATO terdiri dari 28 negara anggota NATO dan 21 negara-negara lainnya merupakan negara anggota Euro-Atlantic Partnership Council (EAPC), Dialog Mediterania dan Istanbul Cooperation Initiative termasuk sepuluh negara Arab ditambah Israel.)

Peran Mesir, negara-negara Teluk dan Arab Saudi (dalam aliansi militer yang luas) hubungannya khusus. Mesir mengontrol transit kapal perang dan kapal tanker minyak melalui Terusan Suez. Arab Saudi dan negara-negara Teluk menempati garis pantai Barat di Selatan Teluk Persia, Selat Hormuz dan Teluk Oman. Pada awal Juni, "Dilaporkan Mesir mengizinkan sebuah kapal Israel dan sebelas kapal Amerika Serikat melewati Terusan Suez .... yang merupakan sinyal jelas kepada Iran ... Pada tanggal 12 Juni, sumber pers daerah melaporkan bahwa Saudi telah memberikan hak kepada Israel untuk terbang di atas wilayah udaranya ... " (Muriel Mirak Weissbach, Israel’s Insane War on Iran Must Be Prevented., Global Research, July 31, 2010)

Doktrin militer setelah peristiwa serangan 9/11 berupa penyebaran besar-besaran perangkat keras militer yang dijelaskannya sebagai bagian dari apa yang disebut "Perang Global Melawan Terorisme", dengan sasaran organisasi teroris "non-negara" termasuk al Qaeda dan apa yang disebut sebagai Negara sponsor "terorisme", termasuk Iran, Suriah, Libanon, Sudan.

The setting up of new US military bases, the stockpiling of advanced weapons systems including tactical nuclear weapons, etc. were implemented as part of the pre-emptive defensive military doctrine under the umbrella of the "Global War on Terrorism".

Amerika Serikat membangun pangkalan militer baru, menimbun sistem persenjataan canggih termasuk senjata nuklir taktis, dsb, sudah diimplementasikan sebagai bagian dari doktrin pertahanan militer pre-emptive di bawah payung "Perang Global Melawan Terorisme".

Perang dan Krisis Ekonomi

Implikasi lebih luas dari serangan Amerika Serikat-NATO-Israel terhadap Iran jauh jangkauannya. Perang dan krisis ekonomi sangat terkait erat. Ekonomi perang dibiayai oleh Wall Street, yang berdiri sebagai kreditur pemerintah Amerika Serikat. Produsen senjata Amerika Serikat adalah penerima kontrak pengadaan sistem senjata mutakhir yang bernilai miliaran dolar dari Department Pertahanan Amerika Serikat dengan. Pada gilirannya, "pertempuran untuk minyak" di Timur Tengah dan Asia Tengah secara langsung melayani kepentingan raksasa minyak Anglo-Amerika.

Amerika Serikat dan sekutunya "memukul genderang perang" di puncak depresi ekonomi di seluruh dunia, belum lagi bencana lingkungan paling serius dalam sejarah Dunia. Dalam memutar-balikkan malapetaka yang menyedihkan salah satu pemain utama (BP) dalam permainan geopolitik Timur Tengah - Asia Tengah, yang sebelumnya dikenal sebagai Anglo-Persian Oil Company, adalah penghasut bencana ekologis di Teluk Meksiko.

Media Disinformation

Opini publik dipengaruhi oleh agitasi media yang secara diam-diam mendukung, acuh tak acuh atau berpura-pura bodoh mengenai dampak yang mungkin terjadi, dari apa yang terus-menerus dipropagandakan sebagai sebuah operasi "hukuman" yang khusus diarahkan terhadap fasilitas nuklir Iran, sebaliknya tidak memberitakan sebuah peperangan yang bersifat habis-habisan, termasuk persiapan perang serta penyebaran senjata nuklir yang diprodukasi Amerika Serikat dan Israel. Dalam konteks ini, konsekuensi yang menghancurkan dari perang nuklir apakah memang sengaja tidak disebutkan atau disepelekan.

Menurut media dan pemerintah “krisis nyata" yang sebenarnya mengancam kemanusiaan bukan perang nuklir akan tetapi pemanasan global. Media akan membuat rekayasa krisis walaupun sebenarnya tidak ada krisis: "menakut-nakuti dunia" – dengan pandemi global H1N1 - tapi tidak seorang pun tampak takut terhadap perang nuklir yang disponsori Amerika Serikat.

Rencana perang terhadap Iran disajikan untuk opini publik antara lain sebagai sebuah isu. Hal ini tidak dipandang sebagai sebuah ancaman atas "Tanah Air" seperti dalam kasus pemanasan global. Perang terhadap Iran bukan berita yang pantas dimuat di halaman depan. Fakta bahwa serangan terhadap Iran bisa menimbulkan eskalasi dan berpotensi memicu "perang global" yang tidak terkendali bukanlah masalah yang menjadi perhatian.

Klenik Pembunuhan dan Pembinasaan

Mesin membunuh global juga menyokong klenik yang merupakan bagian penting dalam pembunuhan dan pembinasaan yang disebarkan melalui film-film Hollywood, belum lagi Radio dan TV, perang dan kejahatan serial TV di jaringan televisi. Ilmu klenik pembunuh ini didukung oleh CIA dan Pentagon yang juga mendukung produksi (keuangan) Hollywood sebagai alat propaganda perang.

"Mantan agen CIA Bob Baer mengatakan kepada kami," Ada simbiosis antara CIA dan Hollywood "dan mengungkapkan bahwa mantan direktur CIA, George Tenet sekarang ini," keluar-masuk Hollywood, berbicara dengan orang-orang studio. " (Matthew Alford and Robbie Graham, Lights, Camera… Covert Action: The Deep Politics of Hollywood, Global Research, January 31, 2009)

Mesin pembunuh ini disebarkan pada tingkat global, dalam kerangka struktur komando tempur terpadu. Hal ini secara rutin dikuatkan oleh instansi pemerintah, pemilik media dan birokrat serta intelektual dari the New World Order dan think-tank di Washington serta lembaga penelitian studi strategis sebagai sebuah instrumen yang tidak diragukan lagi dari perdamaian dan kemakmuran global.

Budaya pembunuhan dan kekerasan telah menjadi bagian penting dalam kesadaran manusia.

Perang secara luas diterima sebagai bagian dari proses sosial: Tanah air harus "dibela" dan dilindungi.

"Kekerasan yang dilegitimasi" dan pembunuhan di luar hukum yang ditujukan kepada "teroris" dijunjung tinggi dalam demokrasi barat, sebagai instrumen penting dari keamanan nasional.

A "humanitarian war" is upheld by the so-called international community. It is not condemned as a criminal act. Its main architects are rewarded for their contributions to world peace.

Sebuah "perang kemanusiaan" ditegakkan oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai masyarakat internasional. Namun hal ini tidak dikutuk sebagai tindak pidana. Arsitek utamanya dihargai atas kontribusi mereka bagi perdamaian dunia.

Sehubungan dengan Iran, apa yang diungkapkan adalah legitimasi langsung perang atas nama suatu gagasan ilusi keamanan global.

Sebuah "Pre-emptive" berupa serangan udara yang ditujukan terhadap Iran akan mengakibatkan Eskalasi perang.

Saat ini secara terpisah terdapat tiga medan perang Timur Tengah - Asia Tengah: Irak, Afghanistan-Pakistan dan Palestina.

Dimana Iran menjadi objek serangan udara "pre-emptive" oleh pasukan sekutu, maka seluruh kawasan, dari Mediterania Timur ke perbatasan barat Cina dengan Afghanistan dan Pakistan, akan bergejolak, yang secara potensial akan menggiring kita kepada sebuah skenario Perang Dunia III.

Perang juga akan meluas ke Lebanon dan Suriah.

Hal ini sangat tidak mungkin bahwa pemboman, jika mereka laksanakan, hanya akan membatasi terhadap fasilitas nuklir Iran sebagaimana pernyataan resmi yang diklaim oleh Amerika Serikat-NATO. Apa yang lebih mungkin adalah sebuah serangan udara habis-habisan, baik terhadap infrastruktur militer maupun sipil termasuk sistem transportasi, pabrik, gedung-gedung publik.



Iran diperkirakan memiliki cadangan minyak dan gas sebesar sepuluh persen, menduduki peringkat ketiga setelah Saudi Arabia (25%) dan Irak (11%) dalam ukuran cadangannya. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memiliki kurang dari 2,8% dari cadangan minyak dunia. Cadangan minyak Amerika Serikat diperkirakan kurang dari 20 milyar barel. Daerah yang lebih luas di Timur Tengah dan Asia Tengah memiliki cadangan minyak lebih dari tiga puluh kali yang dimiliki Amerika Serikat, yang mewakili lebih dari 60% dari total cadangan minyak dunia. (Lihat Waddell Eric, The Battle for Oil, Global Research, Desember 2004).

Signifikansinya adalah penemuan baru-baru ini di Iran mengenai cadangan kedua terbesar yang diketahui berupa gas alam di Soumar dan Halgan dan diperkirakan mencapai 12,4 triliun kubik kaki.

Penargetan atas Iran unsur utamanya tidak hanya sekedar menyatakan kembali kontrol Anglo-Amerika atas minyak Iran dan gas murah, termasuk juga rute pipa dan menantang kehadiran pengaruh Cina serta Rusia di kawasan itu.


The planned attack on Iran is part of a coordinated global military road map. It is part of the Pentagon's "long war", a profit driven war without borders, a project of World domination, a sequence of military operations.

Serangan yang direncanakan terhadap Iran merupakan bagian dari peta jalan militer global yang terkoordinasi. Ini adalah bagian dari "perang yang berlangsung lama" Pentagon, perang yang didorong oleh keuntungan ekonomi tanpa batas, sebuah proyek dominasi Dunia, yang diwujudkan dalam rangkaian operasi militer.

Perencana militer Amerika Serikat-NATO telah memikirkan berbagai skenario eskalasi militer. Mereka juga menyadari akan implikasi geopolitiknya, yaitu bahwa perang bisa melampaui kawasan Timur Tengah - Asia Tengah. Termasuk dampak ekonomi di pasar minyak serta yang lain-lainnya juga telah dianalisis.

Sementara Iran, Suriah dan Libanon merupakan target langsung, Cina, Rusia, Korea Utara, belum lagi Venezuela dan Kuba juga merupakan tujuan yang di ancam oleh Amerika Serikat.

Taruhannya adalah struktur aliansi militer. Penyebaran militer Amerika Serikat-NATO-Israel termasuk latihan militer dan latihan yang dilakukan di perbatasan Rusia dan Cina segera membuahkan hubungan langsung dengan perang yang diusulkan terhadap Iran. Ancaman terselubung, termasuk pengaturan waktu mereka, merupakan suatu petunjuk yang jelas terhadap kekuasaan semasa era Perang Dingin untuk tidak campur tangan dalam cara apapun yang dapat mengganggu terhadap serangan yang dipimpin Amerika Serikat terhadap Iran.

Peperangan Global

Tujuan strategis jangka menengah adalah untuk mentargetkan Iran dan menetralisir sekutu Iran, melalui diplomasi kapal perang - gunboat diplomacy. Tujuan militer jangka panjang adalah langsung menargetkan Cina dan Rusia.

Sementara Iran adalah target langsung, penyebaran militer tidak terbatas dilakukan ke Timur Tengah dan Asia Tengah. Agenda militer global telah dirumuskan.

Penggelaran pasukan koalisi dan sistem persenjataan maju oleh Amerika Serikat, NATO dan mitra-mitranya yang berlangsung secara bersamaan di seluruh wilayah utama Dunia.

Tindakan militer Amerika Serikat baru-baru ini di lepas pantai Korea Utara termasuk melakukan permainan perang-perangan adalah bagian dari desain global.

Diarahkan terutama terhadap Rusia dan Cina, Amerika Serikat, sekutu NATO dan latihan militer, latihan perang, penyebaran senjata, dll sedang dilakukan secara simultan di hotspot geopolitik utama.

-Semenanjung Korea, Laut Jepang, Selat Taiwan, Laut Cina Selatan mengancam Cina.

-Penggelaran rudal Patriot di Polandia, pusat peringatan dini di Republik Ceko mengancam Rusia.

-Penyebaran Angkatan Laut di Bulgaria, Rumania di Laut Hitam, mengancam Rusia.

- Penyebaran pasukan Amerika Serikat dan NATO di Georgia.

- Penyebaran angkatan laut yang tangguh di Teluk Persia termasuk kapal selam Israel diarahkan terhadap Iran.

Serentak di Timur Mediterania, Laut Hitam, Karibia, Amerika Tengah dan wilayah Andean di Amerika Selatan adalah wilayah-wilayah yang sedang berlangsung militerisasi. Di Amerika Latin dan Karibia, ancaman diarahkan terhadap Venezuela dan Kuba.

“Bantuan Militer” Amerika Serikat

Pada gilirannya, senjata berskala besar telah ditransfer dilakukan di bawah bendera "bantuan militer" Amerika Serikat ke negara-negara yang terpilih, termasuk kesepakatan persenjataan sebesar 5 miliar dolar dengan India yang dimaksudkan untuk membangun kemampuan militer India yang diarahkan terhadap Cina. (Huge U.S.-India Arms Deal To Contain China, Global Times, July 13, 2010).

"Penjualan senjata akan meningkatkan hubungan antara Washington dengan New Delhi, dan disengaja atau tidak, akan memiliki efek yang menahan terhadap pengaruh China di wilayah tersebut." Dikutip dalam Rick Rozoff, Confronting both China and Russia: U.S. Risks Military Clash With China In Yellow Sea, Global Research, July 16, 2010)

Amerika Serikat memiliki perjanjian kerjasama militer dengan sejumlah negara-negara Asia Tenggara, termasuk Singapura, Vietnam dan Indonesia, meliputi "bantuan militer" serta partisipasi dalam latihan perang pimpinan Amerika di Pacific Rim (Juli-Agustus 2010). Perjanjian ini mendukung penyebaran senjata yang ditujukan terhadap Republik Rakyat Cina. (Lihat Rick Rozoff, Confronting both China and Russia: U.S. Risks Military Clash With China In Yellow Sea, Global Research, July 16, 2010).

Demikian pula dan lebih langsung berkaitan dengan serangan yang direncanakan terhadap Iran, Amerika Serikat mempersenjatai negara-negara Teluk (Bahrain, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab) dengan rudal pencegat darat, Patriot Advanced Capability-3 dan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) serta yang berpangkalan di laut yaitu pencegat Rudal Standar-3 yang terpasang pada kapal perang kelas Aegis di Teluk Persia. (Lihat Rozoff Rick, NATO’s Role In The Military Encirclement Of Iran, Global Research, February 10, 2010).

Jadwal Penimbunan dan Penyebaran Militer

Apa yang penting dalam hal transfer senjata Amerika Serikat ke negara-negara mitra dan sekutunya adalah pemilihan waktu saat pengiriman dan penyebarannya. Melancarkan operasi militer yang disponsori Amerika Serikat biasanya akan dilakukan setelah sistem persenjataan ini berada di tempat, dengan efektif dikerahkan melalui pelaksanaan pelatihan personil. (India e.g).

Apa yang kita pahami adalah desain militer global yang teliti dan terkoordinasi yang dikontrol oleh Pentagon, melibatkan angkatan bersenjata gabungan lebih dari empat puluh negara. Ini merupakan penyebaran militer multinasional global, dan sejauh ini merupakan pertunjukkan terbesar sistem senjata mutakhir dalam sejarah Dunia.

Pada gilirannya, Amerika Serikat dan sekutunya telah mendirikan pangkalan militer baru di berbagai belahan dunia. "Permukaan Bumi Disusun sebagai sebuah Medan Perang yang Luas - The Surface of the Earth is Structured as a Wide Battlefield". (See Jules Dufour, The Worldwide Network of US Military Bases , Global Research, July 1, 2007).

The Unified Command susunannya dibagi menjadi Combatant Command geografis berdasarkan pada strategi militerisasi tingkat global. "Militer Amerika Serikat memiliki pangkalan di 63 negara. Pangkalan militer baru telah dibangun sejak 11 September 2001 di tujuh negara. Secara total terdapat 255.065 personel militer Amerika Serikat yang ditempatkan di seluruh dunia." (Lihat Jules Dufour, The Worldwide Network of US Military Bases , Global Research, July 1, 2007



Source: DefenseLINK-Unified Command Plan

Skenario Perang Dunia III

"Tanggung Jawab Wilayah Komandan Dunia" (Lihat peta di atas) mendefinisikan rancangan militer global Pentagon, yang merupakan salah satu penaklukan Dunia. Penyebaran militer ini terjadi di beberapa wilayah secara bersamaan di bawah koordinasi Komando regional Amerika Serikat, yang melibatkan penimbunan sistem persenjataan buatan Amerika Serikat oleh pasukan Amerika Serikat dan negara-negara mitra, beberapa di antaranya mantan musuh, termasuk Vietnam dan Jepang.

Keadaan sekarang ditandai dengan pembangunan militer global yang dikontrol oleh sebuah negara adidaya Dunia, yang menggunakan banyak sekutunya untuk memicu perang regional.

Sebaliknya, sewaktu terjadi Perang Dunia Kedua merupakan gabungan yang terpisah dari medan perang regional. Mengingat teknologi komunikasi dan sistem senjata tahun 1940-an, belum ada strategi yang koordinasi selama “waktu aktual proses berlangsung” dalam aksi militer antara wilayah geografis yang luas.

Perang global didasarkan pada penyebaran terkoordinasi kekuatan militer tunggal dominan, yang mengawasi tindakan sekutu-sekutu dan mitranya.

Dengan pengecualian Hiroshima dan Nagasaki, Perang Dunia Kedua ditandai dengan penggunaan senjata konvensional. Perencanaan perang global bergantung pada militerisasi ruang angkasa. Apakah perang yang diarahkan terhadap Iran yang akan diluncurkan tidak hanya akan menggunakan senjata nuklir, tapi juga seluruh gamut baru sistem persenjataan canggih, termasuk senjata elektrometrik dan teknik modifikasi lingkungan (ENMOD) akan digunakan.

Dewan Keamanan PBB

Dewan Keamanan PBB pada awal Juni mengadopsi putaran keempat sanksi sweeping terhadap Republik Islam Iran, termasuk embargo senjata yang diperluas dan juga "kontrol keuangan yang lebih ketat". Hal tersebut merupakan sebuah ironi yang pahit, karena resolusi ini disahkan oleh Dewan Keamanan PBB yang dalam beberapa hari sebelumnya secara tegas Dewan Keamanan PBB menolak untuk mengadopsi sebuah mosi yang mengutuk Israel atas serangannya terhadap Freedom Flotilla di Gaza, armada di perairan internasional.

Baik Cina maupun Rusia, ditekan oleh Amerika Serikat, yang telah mendukung sanksi DK PBB yang merugikan mereka. Keputusan mereka dalam DK PBB berkontribusi melemahkan aliansi militer mereka, yaitu organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), di mana Iran memiliki status pengamat. Resolusi Dewan Keamanan membekukan kerjasama militer bilateral masing-masing China dan Rusia dan perjanjian dagang dengan Iran. Hal ini berakibat serius pada sistem pertahanan udara Iran yang sebagian bergantung pada teknologi dan keahlian Rusia.

Resolusi Dewan Keamanan memberi "lampu hijau" secara de facto untuk melancarkan perang pre-emptive terhadap Iran.

Inquisi Amerika: Membangun Sebuah Konsensus Politik Untuk Perang

Secara serempak media Barat telah mencap Iran sebagai ancaman terhadap keamanan global mengingat dugaan (tidak ada) program senjata nuklir. Bergemanya pernyataan resmi, media kini menuntut pelaksanaan hukuman pemboman yang diarahkan terhadap Iran dalam rangka menjaga keamanan Israel.

Media Barat memukul genderang perang. Tujuannya adalah untuk menanamkan secara diam-diam, melalui pengulangan laporan media, yang menurut kesadaran batin orang sampai memuakkan, karena semata-mata berdasarkan dugaan bahwa ancaman Iran adalah nyata dan bahwa Republik Islam harus "dihancurkan".

Dalam membangun sebuah konsensus proses untuk berperang mirip dengan inkuisisi Spanyol. Hal ini mengharuskan dan menuntut ketundukkan terhadap gagasan bahwa perang adalah usaha kemanusiaan.

Dikenal dan didokumentasikan, ancaman nyata terhadap keamanan global berasal dari aliansi Amerika Serikat-NATO-Israel, sekalipun demikian relitasnya dalam lingkungan inquisitorial adalah terbalik: para penghasut perang berkomitmen untuk perdamaian, para korban perang diperkenalkan sebagai tokoh utama perang. Padahal pada tahun 2006, hampir dua pertiga orang Amerika menentang tindakan militer terhadap Iran, baru-baru ini jajak pendapat Reuter-Zogby pada Februari 2010 menunjukkan bahwa 56% orang Amerika mendukung aksi militer Amerika Serikat-NATO terhadap Iran.

Membangun sebuah konsensus politik yang didasarkan pada sesuatu yang sama sekali bohong, bagaimanapun juga hanya mengandalkan posisi resmi mereka yang merupakan sumber kebohongan.

Gerakan anti-perang di Amerika Serikat, yang sebagian telah diinfiltrasi dan dikooptasi, berasumsi pada posisi yang lemah berkaitan dengan Iran. Gerakan antiperang terpecah. Penekanannya hanya terhadap perang yang telah terjadi (Afghanistan, Irak) daripada tegas menentang perang yang sedang dipersiapkan dan yang saat ini dirancang Pentagon. Sejak pelantikan pemerintahan Obama, gerakan antiperang telah kehilangan beberapa daya pendorongnya.

Selain itu, mereka yang aktif menentang perang di Afghanistan dan Irak, tidak menentang pelaksanaan "pemboman hukuman" yang diarahkan kepada Iran, juga tidak mengkategorikan pengeboman tersebut sebagai tindakan perang yang berpotensi bisa menjadi awal Perang Dunia III.

Skala protes anti-perang dalam kaitannya dengan Iran sangat minim dibandingkan dengan demonstrasi rakyat yang mendahului pemboman dan invasi Irak tahun 2003.

Ancaman nyata terhadap keamanan global berasal dari aliansi Amerika Serikat-NATO-Israel.

Operasi Iran tidak ditentang di arena diplomatik oleh Cina dan Rusia, mendapat dukungan dari pemerintah negara-negara Arab garis depan yang terintegrasikan ke dalam NATO yang disponsori dialog Mediterania. Hal ini juga mendapat dukungan diam-diam opini publik Barat.

Kami menyerukan kepada orang-orang di seluruh wilayah Amerika, Eropa Barat, Israel, Turki dan di seluruh dunia untuk bangkit menentang rencana militer, melawan pemerintah mereka yang mendukung tindakan militer terhadap Iran, terhadap media yang berfungsi untuk menutupi implikasi menghancurkan dari perang terhadap Iran.

Agenda militer mendukung keuntungan yang mendorong merusak sistem ekonomi global yang memiskinkan kawasan besar penduduk dunia.

Perang ini kegilaan belaka.

Perang Dunia III adalah terminal. Albert Einstein memahami bahaya perang nuklir dan kepunahan kehidupan di bumi, yang telah dimulai dengan kontaminasi radioaktif yang dihasilkan depleted uranium. "Saya tidak tahu dengan senjata apa Perang Dunia III akan dipertarungkan, tetapi Perang Dunia IV akan dipertarungkan dengan tongkat dan batu."

Media, kaum intelektual, para ilmuwan dan para politisi, serempak, mengaburkan kebenaran yang tidak diceriterakan, bahwa perang dengan menggunakan hulu ledak nuklir akan menghancurkan kemanusiaan, dan bahwa proses keaneka-ragaman kerusakan yang secara bertahap telah dimulai.

Ketika kebohongan menjadi kebenaran maka tidak akan berbalik kembali.

Ketika perang ditegakkan sebagai upaya kemanusiaan, Keadilan dan seluruh sistem hukum internasional terbalik: maka pasifisme dan gerakan antiperang dianggap kriminal. Menentang perang menjadi tindak pidana.

Kebohongan harus disingkapkan untuk apa itu dan apa yang dilakukannya. Ini sanksi pembunuhan tanpa pandang bulu pria, wanita dan anak-anak.

Ia bisa menghancurkan keluarga dan masyarakat. Ia bisa menghancurkan komitmen masyarakat terhadap sesama manusia.

Perang mencegah orang untuk mengekspresikan solidaritasnya kepada mereka yang menderita. Menjunjung tinggi perang dan negara polisi hanya satu-satunya jalan.

Ia menghancurkan baik nasionalisme maupun internasionalisme.

Menghentikan kebohongan berarti menghentikan proyek kejahatan kehancuran global, di mana pencarian keuntungan yang merupakan kekuatan utamanya.

Keuntungan yang mendorong agenda militer ini akan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan mengubah orang tidak sadar menjadi zombie.

Mari Kita Membalikkan Arus.

Menentang penjahat perang yang berkedudukan tinggi dan termasuk kelompok pelobi yang kuat yang mendukung mereka.

Pecahkan inkuisisi Amerika.

Rusak usaha perang pembasmian militer Amerika Serikat-NATO-Israel.

Tutup pabrik-pabrik senjata dan pangkalan militer.

Bawa pulang pasukan.

Personel angkatan bersenjata harus menentang perintah dan menolak untuk berpartisipasi dalam perang kriminal.

Part II of this essay will be published shortly.

Preparing for World War III. Nature and History of the Planned Military Operation against Iran

Includes analysis of the role if Israel

Michel Chossudovsky seorang penulis pemenang penghargaan, Profesor Ekonomi (Emeritus) pada Universitas Ottawa dan Direktur dari the Centre for Research on Globalization (CRG), Montreal. Ia menulis buku berjudul The Globalization of Poverty and The New World Order (2003) dan America’s “War on Terrorism” (2005). Ia juga seorang kontributor the Encyclopaedia Britannica. Tulisan-tulisannya telah diterbitkan dalamlebih dari duapuluh bahasa. Ia dapat dihubungi di globalresearch.ca website

Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info

Sumber: http://globalresearch.ca/index.php?context=va&aid=20403

Mengapa Kau Putuskan Aku?


Mengapa Kau Putuskan Aku?
Oleh: Elwin FL Tobing

            Ada alasan untuk semua tindakan. Seperti bunyi peribahasa yang diajarkan Diana pada murid-muridnya: tak ada asap kalau tak ada api. Peribahasa yang gampang dimengerti. Dan tak perlu menelaah terlalu dalam untuk menyetujui. ‘Sebab’ menimbulkan ‘akibat’. Itu pasti.
            Penyebab pernikahan Epsan pun jelas. Dia dijodohkan dengan paribannya. Kata Epsan, dia tidak bisa menolak. Tulangnya hanya punya satu anak perempuan. Dan si tulang  tidak ingin putri tunggalnya menjadi milik orang lain. Oleh karena itu, si tulang  menunjuk Epsan jadi menantunya. Itulah alasan Epsan memutuskan hubungannya dengan Diana.
Walau alasan itu sangat jelas, tapi Diana sulit menerima.
            Hubungannya dengan Epsan bukan lagi hitungan kwartal. Bukan semester. Sudah sejumlah empat kali tahun ajaran baru berganti. Waktu yang sangat lama. Cukup untuk membuat hati mereka melekat. Erat. Mungkin itu yang membuat alasan Epsan terasa hambar. Bahkan menyakitkan.
Oh, ada satu alasan lagi, penyebab Epsan meninggalkan Diana dan memilih paribannya.
            Epsan pernah melamar Diana. Satu tahun yang lalu, saat kasih mereka erat berpadu. Saat musim di hati mereka hanya satu: musim bunga tanpa salju. Epsan meluruhkan alasan cerdas. Mereka sudah sama-sama dewasa. Sudah punya pekerjaan. Sama-sama mengajar, apalagi? Untuk ukuran di daerah mereka, status guru adalah status terhormat dan bermartabat. Terlebih Epsan sudah PNS.
            Tapi waktu itu Diana meminta penangguhan. Dia merasa terlalu muda. Belum siap hidup dalam keterikatan. Diana meminta waktu setahun atau dua tahun lagi. Menunggu kakaknya, Riska menikah lebih dulu. Sembari menunggu hari itu, Diana ingin memuaskan hasrat dalam kebebasan masa muda.
Waktu itu Epsan menerima alasannya. Epsan sepakat dengan syarat yang dilontarkan Diana.
Mereka tetap pacaran. Tak ada yang berubah.
            Tapi kali ini Epsan memantik penolakannya waktu itu jadi alasan pembenaran diri. Mengapa?
Barangkali Diana lupa. Alasan juga bisa dicari-cari.
***
            Diana tak berdaya menghalau sunyi yang menjepit hatinya. Keluhnya bersahutan ketika ponselnya mengulangi getar. Dia yakin, pasti Epsan yang kembali mengirim pesan. Menjelang hari pernikahannya -entah kenapa dan untuk apa- Epsan semakin rajin menanya kabar dan berkirim pesan. Mengingatkan Diana untuk makan dan beristirahat. Meminta maaf. Mengharap Diana sudi datang di hari pernikahannya. Untuk apa? Tidak tahukah Epsan kalau semua itu ibarat pisau yang meraut sembilu, dan menghunjamkannya lebih dalam ke hati Diana?
            Diana menengadah. Dia tak ingin menangis lagi. Tangisnya tak akan mengembalikan Epsan. Pemuda itu bukan tipe lelaki nekat. Barangkali dia tak pernah menonton film India. Sehingga tidak mengerti kalau cinta perlu diperjuangkan. Kalau perlu sampai menentang orang tua, termasuk tulang, kalau orang India punya tulang.
            Atau…. Jangan-jangan Epsan tak sungguh-sungguh mencintainya.
            Ya! Epsan tak sungguh-sungguh mencintainya, itu penyebabnya. Selama empat tahun ini, Epsan hanya pura-pura, oh bukan. Epsan tentu tidak sekejam itu. Dia pasti memiliki cinta untuk Diana. Tapi kadarnya tidak seberapa. Seolah cinta itu hanya sekedar mampir. Gampang pindah kalau terusik. Diana tidak cukup berharga untuk diperjuangkan. Owh! Merinding sekujur tubuh Diana. Matanya kembali panas. Hatinya juga.
            Betapa kejamnya Epsan. Diana sungguh tak mengerti.
Diana masih terus menggali, penyebab apa gerangan yang membuat cinta dan kesetiaannya diabaikan? Apa…..status pekerjaannya ikut berperan?
            Kabarnya, pariban Epsan menyandang status bidan pns. Sedangkan Diana masih honorer. Ah, iya! Tentu hal itu ikut menentukan. Masyarakat di sekitar Diana adalah pemuja status pns. Seolah menjadi pns adalah jaminan hidup paling sempurna. Walau di sekitar mereka bertebaran para pns yang selalu berutang. Sebaliknya terdapat sopir truk pengangkut tanah liat yang telah lama bisa membangun rumah sendiri. Punya sepeda motor. Punya mesin babat, punya setrikaan. Mereka menutup mata dengan kenyataan itu. Padahal saban hari ada pns yang selalu meminjam setrikaan. Setrikaan saja tidak punya? Memang! Tapi karena statusnya pns, ‘aib’ itu tak terlihat. Seolah tak nyata.
            Tiba-tiba Diana merasa muak. Epsan ! Laki-laki itu tak pantas dicintai olehnya. Epsan hanya laki-laki lemah. Epsan manusia penuh sandiwara. Berpura-pura mencintai padahal hatinya pada paribannya yang bidan. Epsan laki-laki matrealistis. Matanya silau melihat status paribannya yang sudah pns. Puahh! Epsan laki-laki menjijikkan. Diana tidak sudi datang ke pesta pernikahannya.
***
            Suara sepeda motor menderum-derum menapaki jalan berbatu. Diana mencengkeram pegangan besi di pinggir jok agar tubuhnya tidak terlontar dari boncengan. Sepeda motor terus menderum mendaki jalan desa yang aspalnya tidak sempurna. Batu-batu beraneka bentuk dan ukuran berserak di sana-sini. Lobang berisi air tergenang terdapat di banyak tempat. Airnya keruh dan didiami berudu.
            Diana menengadah. Telinganya menangkap irama musik gondang di kejauhan. Debar di dada Diana melecut tak beraturan. Di benaknya tergambar sepasang pengantin yang sedang menjalani prosesi adat. Epsan dan paribannya yang telah sah jadi suami istri. Dada Diana sakit. Dia ingin menangis.
            Tapi bukan itu rencananya. Tidak ada lagi air mata. Diana datang ke pesta pernikahan Epsan bukan untuk menangis. Dia hanya ingin menunjukkan, kehilangan cinta laki-laki itu tak berpengaruh apa-apa pada dirinya. Diana tetap bisa tersenyum, bahkan tertawa. Dia akan bercengkerama dengan kawan-kawannya di pesta itu. Seperti biasa. Seperti tidak terjadi apa-apa. Tak ada luka dan tangis. Tak ada.
            Tapi tekad itu terasa mengendur ketika suara musik berirama gondang menghentak-hentak di telinga Diana. Tanpa terasa air matanya kembali menetes. Dadanya sesak sembilu. Kenangan manis dan penghianatan Epsan silih berganti melintas di benaknya. Epsan tertawa penuh kemenangan ketika melihat Diana menghadiri pestanya. Epsan merapatkan badan pada istrinya, seolah ingin memantik cemburu Diana lebih berkobar. Epsan menggoda istrinya di pelaminan, membuat si nyonya baru itu malu-malu menyembunyikan senyum. Epsan….arggggghhh….
            Diana menggeleng kuat untuk menghalau segala bayangan yang memilukan hatinya.

Bersambung….