Santi
Sakit Gigi
Oleh:
Elwin FL
Tobing
Mama selalu mengingatkan Santi agar rajin
menggosok gigi. Menurut mama, menyikat gigi itu penting untuk kesehatan gigi. Sisa
makanan yang tidak dibersihkan akan mengakibatkan timbulnya plak di gigi.
Kuman-kuman gigi yang tidak dibersihkan akan mengakibatkan gigi berlubang.
Tapi Santi sering lupa peringatan
mama. Apalagi kalau dia terlambat bangun pagi. Pasti Santi tak sempat lagi
menggosok gigi. Kalau sudah terlambat bangun Santi tentu terburu-buru agar
tidak terlambat tiba di sekolah.
Malam hari dia juga jarang menggosok gigi. Dia terlanjur malas karena
sudah mengantuk. Melihat itu mama menyuruh Santi sikat gigi segera setelah
makan malam, tidak usah menunggu mau tidur baru menggosok gigi.
“Nanti kalau papa bawa cemilan Santi tidak kebagian dong, Ma,” rengek Santi.
Papa memang sering membawa kue dan makanan ringan sepulang dari kantor sore
hari.
“Nanti kan bisa mama sisakan untuk kamu.” Janji
mama.
“Tapi Santi ingin belajar sambil
ngemil, Ma. Kalau mulut tidak mengunyah apa-apa, pelajaran juga tidak masuk ke
otak,” alasan Santi yang sudah terbiasa belajar dan membuat PR dengan ditemani
makanan ringan.
“Ya sudah kalau begitu. Asal kamu
ingat untuk menggosok gigimu sebelum tidur.” Kata mama memaklumi alasan Santi.
Tapi Santi masih sering mengabaikan
pesan mama. Karena setelah belajar sampai malam dia pun mengantuk. Kalau sudah
mengantuk malas rasanya menggosok gigi. Santi pun langsung tidur.
Hingga pada suatu hari Santi
merasakan giginya ngilu. Tak lama kemudian rasa sakit terasa menghentak. Pipinya
membengkak. Santi meringis kesakitan. Dia tidak sanggup pergi ke sekolah. .
Lalu mama membawa Santi berobat ke
dokter gigi. Setelah diperiksa ketahuan kalau gigi Santi ada yang berlubang.
“Santi harus lebih rajin sikat gigi
ya, agar sakit giginya tidak tambah parah,” saran bu dokter. Santi mengangguk
sambil meringis menahan sakit.
“Kalau bisa setiap habis makan apa
pun, kita harus sikat gigi, agar sisa makanan tidak sempat melekat. Kalau tidak
sempat setiap habis makan ya minimal dua kali sehari: pagi sesudah sarapan dan
malam sebelum tidur,” lanjut bu dokter.
Setelah diberi obat oleh bu dokter,
Santi dan mama pulang ke rumah. Bu dokter berpesan agar Santi memakan obatnya
dengan teratur.
Santi terpaksa harus ijin tidak sekolah. Rasanya sungguh tidak
menyenangkan. Makan apa pun tidak enak. Nonton televisi atau mendengar lagu juga
malah bikin kesal. Santi selalu meringis kesakitan sambil memegangi pipinya
yang bengkak. Kadang dia sampai menangis menahan rasa sakit.
Setelah tiga hari gigi Santi mulai sembuh. Pipinya pun sudah kempes.
Santi merasa lega. Dia kembali bisa menikmati makanan yang enak. Santi tak
sabar ingin cepat-cepat kembali ke sekolah. Dia sudah rindu pada guru dan
teman-temannya. Santi juga ingin mengejar ketertinggalannya dalam belajar.
Pagi yang ditunggu Santi akhirnya tiba. Dia sudah sehat kembali. Hari ini
dia akan kembali sekolah. Setelah sarapan pagi dia siap-siap berangkat.
“Sudah gosok gigi, San?” mama mengingatkan.
Eits… Santi hampir lupa. Segera dia ke kamar mandi. Menggosok gigi untuk
membersihkan sisa sarapan yang menempel di gigi. Setelah selesai mulut Santi
terasa segar.
“Pa, Ma, Santi berangkat!” pamit Santi pada papa dan mama.
“Iya sayang! Hati-hati ya!” pesan papa dan mama.
Santi bergegas menuju becak Wak Iman yang sudah menunggunya di pinggir
jalan.
“Wah! Sepertinya Non Santi kelihatan semangat sekali pagi ini,” sambut Wak
Iman sambil mempersilahkan Santi menaiki becaknya.
“Habis sudah kangen sama sekolah, Wak. Ayo deh kita berangkat,” kata
Santi.
Lalu Wak Iman mengayuh becaknya menuju sekolah Santi. Wak Iman tersenyum
mendengar Santi yang bernyanyi-nyanyi sepanjang perjalanan ke sekolah. Santi
merasa betapa berharganya kesehatan itu. Makanya kita harus baik-baik menjaga
kesehatan tubuh kita. termasuk kesehatan gigi. Iya kan San!
dimuat di harian analisa, 31agust2008